Monday, December 7, 2009

Apa di balik Ketakutan SBY tentang Aksi Damai 9 Desember?

Saya seolah beberapa hari ini bertanya-tanya, kepada SBY sang Presiden RI paranoid sekali akan terjadi "makar" tgl 9 Desember ini?

Padahal sudah jelas-jelas hanya untuk memperingati hari anti korups sedunia, adalah aksi damai dari berbagai elemen, sebagai conton begini, warga P gabung dengan warga K gabung juga dengan warga Ngerumpi, nah klo dikumpulin jadi satu kn jadi banyak orang kn?, dengan mempunyai visi, misi sama bukan?

Mengikuti perbincangan mantan BIN Hendro Priyono, informasi yang didapatkan dari BIN adalah untuk user, dalam hal ini adalah Presiden, bukan untuk konsumsi publik, jika memang dari dahulu Presiden RI ini selalu membuka info dari BIN ke publik, berarti ada kepentingan tersendiri, begitu perbincangan mantan kepala BIN, jika memang informasi BIN untuk konsumsi publik, tak perlulah user sebagai penerima informasi pertama, begitu imbuhnya dan informasi dari BIN adalah yang sudah pasti kebenarannya.

Mungkin, bisa saja...mengingat begitu banyak orang berkumpul melakukan aksi demo, bisa saja hal-hal yang sudah pernah terjadi sebelumnya terulang lagi, misal bentrok atau ada penyusupan dari luar. Tetapi alangkah baiknya jika memang sudah mengantisipasi hal begini, bisa ada pencegahan bukan?

Ko malah Presiden RI ini, seolah ketakutan berlebihan dalam penyampaian pidatonya?, apa memang ada kalimat yang salah dalam penyampaian pidatonya? atau memang benar-benar ketakutan berlebihan?

Intinya jika memang tidak salah, kenapa harus takut?

Bukankah rakyat malah akan semakin bertanya-tanya, dengan sikap Presidennya yah?

Jika memang intelejen sudah mengetahui dan menganalisa aksi demo ini, kenapa ijin untuk demo tetap dimuluskan ijinnya?, Bukankah Intelejen punya wewenang, begitu juga Presiden, bisa memerintahkan pencegahan di bawahannya, karena Presiden adalah Top Leader di negeri ini.

Yah...alangkah baiknya jika melakukan pencegahan masing-masing agar hal-hal yang tidak diinginkan terjadi dalam aksi damai tgl 9 Desember ini, seperti penyusupan-penyusupan.

Saya kira Presiden terlalu berlebihan menanggapi ini, jika Presiden tidak berlebihan berpidato tentang hal ini, reaksi juga tidak akan berlebihan begini dari masyarakat.

Ingat...perkataan mantan Kepala BIN Hendro Priyono,

Informasi dan BIN adalah sudah benar adanya, dan informasi hanya untuk konsumsi user sebenarnya.

Dan informasi yang dipublikasikan Presiden selama ini mengatasnamakan informasi dari BIN adalah belum tentu tentang kebenarannya.

Sebenarnya kasihan juga, dulu seolah-olah separo lebih dari masyarakat Indonesia mendukung dan memilih dia, tetapi sekarang setelah semua perlahan kebusukan terkuak, semua balik mencerca sang Presiden RI ini.

Pak Beye, apakah Anda berani mengatakan "yah saya salah" jika Anda memang salah atau sebaliknya, karena selama ini yang saya lihat, Presiden RI ini hanya ingin menarik simpati dari masyarakat dalam menghadapi pesaing politiknya, yah...kata lain mengadu kepada rakyatnya.Lol....

Terakhir, mari kita lihat sama-sama aksi damai Desember, dan saya harap tidak ada penyusupan-penyusupan dalam aksi ini. Semoga sistem keamanan benar-benar terpadu untuk pencegahan-pencegahannya.

Dan tunjukkan kepada Presiden RI ini bahwa aksi ini adalah benar-benar aksi damai, untuk memperingati hari anti korups sedunia. Amin. Semoga semua bisa berjalan dengan lancar.

No comments: