Mungkin kita tidak akan pernah melupakan kenangan bagaimana asiknya bermain di Ancol, atau melihat keindahan bunga di Mekar Sari atau melihat TMII. Bagi sebagian kita tempat hiburan tersebut bukan tempat hiburan yang mahal, tapi bagi seorang buruh cuci tempat tersebut adalah tempat yang hanya bakal ada dalam mimpi belaka. Padahal terlahir sebagai warga Jakarta dan dibesarkan di Jakarta.
Sebenarnya awalnya dibangun apa motif dan tujuannya?, bukankah untuk rakyat bangsa ini. Achh...apalagi jika bukan bisnis :D.
Tetapi seiring waktu berjalan hitungan tahun, yang bisa menikmati sarana-sarana seperti di TMII, Ancol, Mekarsari, hanya mereka-mereka yang mempunyai dana lebih untuk berlibur. Tak heran juga banyak dari luar Jakarta. Tarif yang tidak murah adalah kendala bagi sebagian peduduk warga asli Jakarta, sebagai contoh betapa nelangsa, teriris hati ini, bertahun-tahun di Jakarta buruh cuci saya tak pernah menginjakkan kaki di Ancol, TMII, bahkan Mekarsari, mungkin jika Gelora Bung Karno bayar buruh cuci ini pun tak akan pernah bisa melihat betapa luas dan megahnya Gelora ini.
Buruh cuci saya ini, yang tak pernah aneh-aneh pun, diajak keliling Jakarta, merasa terheran-heran. Sesekali hanya mengernyitkan dahi, "mahal juga yah tarif masuknya, begitu ucapnya.
Beruntunglah masih punya Gelora Bung Karno di Senayan, halaman yang luas, kita bisa sepuasnya lari pagi, lari sore, bermain-main, olah raga apa saja bisa dilakukan di sini, meski...ada beberapa sarana yang bayar seh, tetapi paling tidak memasuki Gelora ini GrAtiS, yah...hanya ada sedikit area parkir yang harus bayar, meski keamanan juga tidak terjamin, jika ada kasus kehilangan. Kenapakah parkir-parkir dengan pungutan liar ini dibiarkan bebas oleh pemerintah kita?, dan ada beberapa orang yang berjualan makanan, koran, air minum, misalnya, mereka bayar ke petugas keamanan di Gelora lho?, pdahal tak jarang juga saya melihat kejar-kejaran Satpol PP dengan para pedagang, sangat ironis sekali?!!!
Pernahkah pemerintah memperhatikan hal-hal kecil begini?
Kenyamanan, mencari udara segar, kesenengan alias sedikit pleasure di Jakarta sangatlah mahal harganya, dan hanya bisa dinikmati orang-orang yang punya uang lebih.
Hanya orang-orang kaya yang bisa menikmati TMII, Ancol, dan Mekarsari misalnya. Dan kondisi begini mulai diikuti oleh pemerintah-pemerintah kota di daerah.
"Oooo Jakarta ku, andaikan aku ke tempat-tempat mahal ini tak gratis, mungkin seumur hidup aku tak pernah akan , bisa melihat keindahan TMII, Ancol, dan Mekarsari," begitu ucap dia.
"Aku tak pernah mencicipi naik Tornado, kereta gantung, kebun yang luas seperti di Mekarsari, Kolam renang dengan penuh permainan, Keong Mas yang indah, duh....ini seumur-umur baru lihat beginian,"begitu imbuhnya.
No comments:
Post a Comment