Saturday, October 17, 2009
Si Tukang Sapu Jalan
Kawan-kawan pasti tidak heran lagi dengan petugas pengamanan jalan lalu lintas, yang selalu motor gedhe, ini yang teman saya sebut tukang sapu jalan yang sombong dan sepertinya kaum intelek tetapi saya rasa kurang terdidik.
Ini cerita nyata dari beberapa orang di sekitar jalanan: pernah seketika itu si tukang sapu jalan ini mau lewat membawa arak-arakan di belakang, tepat berada di depannya adalah taxi, si sopir taxi juga tahu ada arak-arakan orang penting di belakang yang bawa SBY, tetapi karena memang kondisi macet, taxi mau geser ke kanan susah, ke kiri susah, tetap di tengah sambil jalan lurus ternyata juga salah?, seketika itu pula bunyi "paaaaakkkkk" si tangan tukang sapu jalan itu memecahkan kaca spion taxi, tak tanggung-tanggung 2 mobil di depan taxi juga ikut menjadi sasaran," kurang ajar seraya menggumam si sopir taxi.
Si tukang sapu jalan(khususnya paspampres) selalu wuusssss wuuuussssss, mengendarai kendaraannya zig zag seolah jalanan adalah halaman rumahnya.
Ada lagi, jika ada mobil keluarga jenderal, entah anak jenderal, istri jenderal, atau sapa lah yang merasa dan mengaku ada kerabat dengan si jenderal, selalu menyalahkan sirine/ klakson yang bikin telinga pengeng, yang secara tidak langsung menyuruh kendaraan di depannya segera minggir menandakan ada orang penting lewat.
Yah, saya seh tidak masalah jika di jalan macet, karena jalan di depan saya harus dikosongkan jika ada pejabat akan lewat, maklum namanya juga pejabat tinggi, jadi harus diberikan bagian yang lebih enak dibanding apalah saya yang rakyat biasa, tetapi jika yang mengawalnya ternyata tidak beretika, dan toleransi, apakah si pejabat yang dikawalnya tahu?, saya yakin si orang penting/ pejabat yang dikawal mempunyai mata untuk melihat dan membaca artikel ini, bahkan mempunyai telingan untuk mendengar keluhan rakyat bukan?
Hey, apa yang salah dengan negeri ini?, apakah si pe-sapu jalan tidak tahu norma etika, tidak melihat kondisi situasi, apa mau menang sendiri atau karena terlalu intelek, atau merasa membawa orang penting jadi mengabaikan orang di sekelilingnya.
Beginikah petinggi-petinggi negeri ini mendidik para pengawalny selama ini?,terima kasih.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment